Teman, antara kita tidak ada apa lagi yang tinggal. Kalau adapun hanyalah memori luka yang merobek perasaan. Itu pun telah aku gadaikan bersama nilai sebuah persahabatan kita yang lalu. Saat kau akui keterlanjuranmu bersama kekasihku. Saat kau mohon keikhlasanku agar melepaskan Haris kepadamu.
Teman, tidak berperasaankah kau waktu itu? Memaksa aku menyerahkan sesuatu yang aku sayangi. Insan yang telah aku gandarkan seluruh impian dan harapan. Dia yang terlalu istimewa dihatiku. Dia yang sering menemani mimpi-mimpi indahku. Namun mestikah aku menyalahkan engkau seorang. Mel? Bertepuk sebelah tangan takkan berbunyi. Daj aku akui, menyayangi tidak semestinya memiliki. Lalu keikhlasanku tidak perlulah kau tahu....
Teman, usah ditanya kenapa hingga kini aku masih sendiri. Usah dipersoal kenapa sebegini lewat aku menyendiri....kerana jawapannya ada padamu, pada lelaki-lelaki seperti Haris yang tidak pernah setia kala mengungkapkan kata cinta. Pada teman-teman yang tidak pandai menghargai nilai persahabatan...membunuh cintaku dalam diam. Namun Mel, aku percaya...bahagiaku tetap ada. Masanya akan tiba juga. Cuma entah bila.....dan yang pastinya bukan dengan suamimu. Mel...yakinlah, sesekali tidak akan kujilat kembali ludahku. Kerana aku tidak pernah sampai hati untuk melukakan hati seorang sahabat...sebagaimana yang pernah engkau lakukan padaku dulu....
No comments:
Post a Comment