Friday, October 18, 2013

Bapak (Ayah)


Aku panggil bapaku dengan gelaran ayah....

Tanpa ayah siapalah aku didunia ini. Dan aku amat bersyukur aku dilahirkan dari benih Abdul Molok, dengan didikannya aku menjadi aku seperti hari ini.

Ayah jasamu takkan mampu ku balaskan, sejak aku dilahirkan kau memberi aku kasih sayang yang tanpa hentinya sehingga engkau menghembuskan nafas terakhirmu.

Pengorbananmu ayah mencari rezeki untuk mendewasakan kami anak-anakmu. Kau hanya menahan derita kehilangan penglihatanmu, akibat matamu dicederakan duri kelapa sawit, semasa berusaha membanting tulang mengusahakan ladang kelapa sawit, betapa aku saat itu masih tidak mengerti kesakitan yang kau deritai. Mata ayah buta sebelah sehingga nyawanya berakhir. Namun itu tidak melunturkan semangat dan usahamu mencari rezeki untuk kami anak-anakmu. 

Ayah, dengan didikan dan kasih sayangmu, aku menjadi dewasa dengan penuh sempurna, kami anak-anakmu utuh dengan untaiyan kasih sayang yang telah kau curahkan pada kami semasa hayatmu. Ayah kelembutanmu mendidik kami menjadikan kami anak-anak yang begitu rendah hati dan mudah dilentur, kami tidak bersengketa sesama kami walau kau sudah tiada lagi. 

Ayah, segala kesulitan dan kepayahan hidupmu menjadikan aku insan yang mengenal erti kesusahan. Keperitan hidupmu menjadi tauladan  padaku agar aku menjadi insan yang menghargai insan lain. Kesederhanaanmu dalam mendewasakan aku mendidik aku menjadi insan yang gigih berusaha mencari rezeki dan tidak mengejar kemewahan secara mudah. 

Ayah, sekalipun aku anak yang paling kau manjakan, ia tidak membuatkan ku lupa diriku dan mengkhianati mereka sedarah sedaging dgnku. Ayah, aku tidak pernah merasa rotanmu dan engkau tidak pernah meninggikan suaramu padaku, marahmu secara mendiamkan diri amat menyiksakan diriku. Ayah, ketahuilah olehmu, kini sifat itu kekal dalam diriku, kemarahan membuat aku semakin mendiamkan diri. Namun kemarahan itu tidak kekal dihati, kerana kemaafan adalah dendam yang terindah. Sifat yang kau terapkan kejiwaku ini amat berjasa utk aku dalam meneruskan hidupku tanpamu ayah.

Ayah..kehilanganmu amat mendukakan hatiku..walaupun sehingga hari ini sudah 19 tahun kau kembali kepada sang pencipta, namun aku tidak pernah merasakan engkau jauh, segala kenangan bersamamu tak pernah akan aku terlupakan dan setiap saat menyebut namunmu pasti airmataku akan menitis. Jelas tergambar dimataku saat engkau menghembuskan nafas terakhirmu saat tanganku didalam genggamanmu.

Ayah...ku panjatkan doa buat mengiringimu dipersemadianmu selagi ada hayat dikandung badan. Ayah kau tiada gantinya dan tak mungkin ku temui lelaki yang mengasihiku sebagaimana engkau mengasihiku Ayah.

Ayah..aku anak manjamu yang semakin menua dan mengenal erti ranjau kehidupan...Terima kasih Ayah, Al-Fatihah.


No comments: